Pengulangan Merupakan Keunggulan

[29] Pengulangan Merupakan Keunggulan Bossman Mardigu Wowiek - Sadar Kaya

Semakin sering Anda mengulang keinginan Anda—baik itu di hadapan orang lain, di hadapan diri sendiri, atau bahkan hanya dalam hati—itu akan menjadikan kompas penunjuk arah yang solid.

Saya memiliki sahabat yang menurut saya kisah hidupnya sangat inspiratif. Berkali-kali saya meminta izin untuk mengungkap namanya dan jalan cerita hidupnya, tetapi dia tidak mengizinkannya. Hingga akhirnya dia memperbolehkan saya untuk menulis ceritanya, asalkan tidak menulis namanya.

Dia adalah contoh nyata pengulangan prosperity consciousness dalam pikiran.

Dia bisa dikatakan lahir di dunia ini, tidak terlalu diharapkan oleh kedua orangtuanya. Ibunya penjaga warung di wilayah Kenjeran, Surabaya. Peranakan Cina. Ayahnya pelaut Thailand yang sering lempar jangkar di Tanjung Perak. Singkat cerita, mereka pacaran, hamil, dan Iahirlah anak ini dari bapak yang langsung meninggalkan mereka berdua tanpa pesan.

Ibunya sudah cukup kesulitan menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditambah bayi mungil ini. Akhirnya dia kerja serabutan. Tapi anaknya ini tumbuh dengan 2 hal yang di atas rata-rata orang banyak, yaitu otaknya encer dan tubuhnya atletis.

Dia bahkan menguasai ilmu bela diri jalanan karena wajah orientalnya membuat dia sering di-bully sehingga ia harus survive dengan caranya.

Lalu, ketika memasuki jenjang perguruan tinggi, dia memperoleh beasiswa. Di sinilah 20 tahun yang lalu saya bertemu dan berkenalan dengannya. Dia mahasiswa yang pendiam, tetapi banyak tanya. Dia tinggal di asrama kampus. Itu saja yang saya tahu.

Setelah lama tak bertemu, 5 tahun yang lalu kami tidak sengaja bertemu di Singapura. Saya sedang makan siang di hawker center favorit saya, Lau Pa Sat Festival Market.

Saya terkejut dengan penampilannya yang rapi dan terlihat sukses. Anda pasti paham maksud saya, bahwa orang terlihat sukses mungkin belum tentu sukses.

Tapi yang jelas, saya lihat kulitnya bersih, bajunya rapi, dan wajahnya berseri—pastinya hasil perawatan jangka panjang. Penampilannya bisa saja santai, tetapi siapa pun bisa Iihat bahwa pilihan busananya menunjukkan bahwa dia melek fashion dan lifestyle.

Di sana kami bercerita panjang dan berdiskusi sampai sore. Hingga akhirnya saya diantar ke hotel dengan mobil mewah dua pintu. Sejak saat itu, kami selalu bertemu dan sempat beberapa kali bisnis bersama, walau ada yang harus tutup.

Suatu hari, saya menyempatkan bertanya hal yang pribadi dengan bahasa dan kalimat langsung, "Mas, bagaimana Anda bisa sesukses ini?"

Dia meneguk minuman favoritnya, es tebu, lalu menjawab, "Mas, kami orang miskin. Ibu saya bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Dia kerja dari pukul 5 pagi hingga pukul 11 malam. Setiap hari sewaktu di asrama, diam-diam saya suka menyelinapkan dia di kamar. Lalu dia tidur di tempat tidur dan saya tidur beralas tikar. Pukul 4 subuh, dia menyeIinap keluar.

"Suatu hari, kami ketahuan dan kami diusir dari asrama. Kami merantau ke Singapura hingga saat ini. Dan Mas tahu? Setiap malam, sejak di asrama itu, saya hanya bilang dalam pikiran saya, 'saya harus kaya’,'saya harus sukses', 'saya harus bisa kasih kenyamanan untuk ibu saya yang makin renta dan sakit-sakitan’.

"Di kepala saya tidak ada lagi yang lain, hanya kaya, kaya, kaya, itu saja saya ulang-ulang. Saya tidak pacaran. Saya main, saya baca, saya kerja sambilan, saya belajar silat, semua di kepala hanya cara kaya dan kaya.

"Inilah yang membuat apa pun yang datang ke saya, saya anggap sebagai peluang hingga datang MMA (Mix Martial Art) dalam kehidupan saya. Sebuah show businesss yang membuat saya dapat ide membuat dojo, sasana, kompetisi dan acara TV yang sukses di Asia. Sebuah pasar bisnis hiburan yang bernilai 2 miliar USD per tahunnya.

"Saya mungkin minoritas, tetapi saya founder. Penderitaan masa Ialu tersebut membuat saya hanya berpikir kaya dan uang. Baru sekarang, setelah saya berdikari, saya buat yayasan amal buat anak-anak yang punya perjalanan hidup keras seperti saya.

"Saya berikan shelter dan masa depan buat mereka. Pesan saya ke semua anak cuma satu: fokus pada impian dan terus ulangi," pungkasnya.

***

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter