Pentingnya Meraih Kepercayaan Seseorang

[22] Pentingnya Meraih Kepercayaan Seseorang Bossman Mardigu Wowiek - Sadar Kaya

Memori atau kenangan biasanya muncul kembali dalam pikiran kita, jika tanpa disadari kita berada di tempat yang mirip dengan peristiwanya. Misalnya, Anda pernah menyatakan cinta di bawah pohon selagi cinta pertama di masa SMA dulu, yang ternyata ditolak.

Begitu suatu hari, 20 tahun kemudian, Anda melihat atau merasakan suasana yang mirip dengan suasana itu, memori Anda tahu-tahu mengeluarkan data yang membuat Anda terkenang dengan cinta pertama dan toIakan pertama tersebut.

Hebatnya lagi, memori tersebut ketika muncul justru sering kali membawa kebahagiaan. Percayalah, walaupun Anda mengingat patah hati pertama 20 tahun yang Ialu, Anda tetap saja menertawakan atau tersenyum-senyum sendiri mengenal peristiwa tersebut.

Kisah lain, mungkin suatu hari Anda sedang berjalan dengan pasangan Anda di kendaraan, misaInya di mobil. Tiba-tiba ada lagu di radio favorit Anda, yang mengingatkan Anda akan sebuah peristiwa menyakitkan. Mungkin Anda pernah diputusin mantan dan lagu itu menjadi latar ketika peristiwa itu terjadi.

Percayalah, walaupun saat itu Anda sedang membicarakan topik lain dengan pasangan Anda. otak Anda tanpa komando akan dengan cepat bisa membuat memori tersebut keluar. Tanpa diperintah, tangan Anda membesarkan volume suara lagu tersebut sambil berkata, "Lagu bagus nih, aku suka."

Namun, kita semua tahu bahwa memori Anda sedang berada di masa lalu, yang mungkin tragis, tetapi indah dikenang. Lalu di hati kecil Anda mulai nakal, bertanya-tanya apa kabar ya, si "dia". Lalu Anda senyum-senyum sendiri.

Coba, apa yang terjadi kalau ternyata pasangan Anda menangkap perubahan wajah Anda dari sudut matanya. Ehhmm... sisa cerita ini Anda sendiri yang meIanjutkan ya, karena pasti beda-beda reaksi pasangan Anda.

Saya pun saat ini sedang masuk ke zona memori tersebut. Saya teringat ketika dulu masih tinggal di Balikpapan, sewaktu SMP, ada seseorang mendekati saya di kelas. Dia memberi saya sebuah prakarya sekolahan yang menurut saya bagus sekali, yaitu logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani dari triplek yang digergaji.

Mungkin Anda tahu, gergaji triplek berbentuk U yang seperti celurit dan ada mata gergaji tipis menyambungkan kedua ujung U tadi. Cara menggunakannya gergaji itu dengan tangan, dan sisi ujung U yang lain ada di ketiak Anda. Sulit sekali melakukan pekerjaan dengan gergaji U tersebut karena bisa putus mata gergajinya yang seperti kawat tipis.

Jadi, ketika mendapat hadiah pekerjaan tangan tersebut, saya benar-benar terkesan. Seorang anak SMP meIakukan pekerjaan itu mungkin bisa memakan waktu bulanan karena triplek Tut Wuri Handayani ini ukurannya besar, hampir 1 meter. Semua huruf, semua Iekuk gambar sayap, semua digergaji dengan bagus.

Sewaktu menerima hadiah tersebut, saya ucapkan terima kasih kepada yang memberi. Dia adalah Benhur Panjaitan. Saya sebenarnya tidak terlalu kenal dia. Namun, kalau pulang sekolah, kami sering satu jalan dan dia tiba di rumahnya terlebih dulu. Dari jalan raya, masih masuk gang ke dalam. Mobil tidak bisa masuk, hanya motor. Kami beda kampung, dia lebih dekat ke sekolah.

Ketika 10 tahun berlalu, saya sedang mengunjungi sebuah lokasi di Desa Colo, Kudus. Ada sekolah yang mirip dengan bentuk sekolahan SMP Negeri 1 Balikpapan, sekolah saya dulu. Tiba-tiba memori tentang Benhur terbersit di kepala saya. Yang kepikiran adalah, apa ya maksud Benhur kasih hadiah tersebut ke saya? Apa spesialnya saya? Kenalan juga nggak terlalu dekat.

Sebelum dia memberi hadiah itu dan setelahnya, kami juga tidak terlalu dekat. Namun, 10 tahun kemudian, saya jadi teringat Benhur gara-gara hadiah tersebut. Di mana kampung dia sekarang? Apa kabarnya?

Saya jadi ingin bertemu dengan Benhur, dan kalau bertemu, saya ingin tanya mengapa dia memberi hadiah itu. Karena waktu itu saya tidak sedang berulang tahun dan tidak ada suatu peristiwa istimewa saat Benhur memberi hadiah itu.

Sepuluh tahun sejak memori tersebut muncul, alias 20 tahun berlalu sejak meninggalkan Balikpapan, ada hal yang memancing memori tersebut muncul kembali. Saat itu saya bekerja di PT Refund, cikal bakal Rekapital, yang pemilik dan CEO-nya adalah Rosan Roeslani. Dulunya, Rosan adalah pegawai saya, tetapi 8 tahun kemudian selama 2 tahun, saya adalah pegawai Rosan.

Itulah hidup, berputar terputar terus. Dan yang pasti, hanya rezeki yang tidak pernah tertukar. Kalau sudah jatah Si A, ya pasti dapat. Dia memerlukan saya, dan pastinya saya memerlukan income yang cukup besar untuk membayar utang-utang saya.

Rosan memerlukan saya karena saya cukup galak dan tegas dalam memimpin organisasi. Bahkan, banyak yang bilang bahwa saya ini a**hole. Keras, disiplin, dan nggak ada belas kasihan. Saya sangat bertoleransi pada hasil Pengejar prestasi.

Kala itu, saya sedang meIakukan inspeksi ke divisi sales. Saya cukup bertanya, apa yang mereka Iakukan. Mereka pun jawab, habis ketemu Pak A, Pak B, dan sebagainya.

Maka saya bilang, coba telepon mereka lagi, bilang saya ingin bicara. Mereka yang bohong dan tidak meIakukan prospecting, pasti panik. Beberapa orang tertangkap tangan berbohong.

Begitu saya berbicara dengan Pak A dan Pak B, ternyata mereka tidak pernah bertemu atau berkomunikasi dan bahkan tidak mengerti produk perusahaan kami.

Tanpa pandang bulu, saya pun langsung bilang ke sales yang berbohong, "Sebaiknya kamu mengajukan surat resign sekarang, daripada saya pecat, kondite kamu jelek di luaran." Saya tahu itu kejam sekali. Tapi begitulah saya yang dulu.

Kemudian sampailah saya ke sebuah meja, Ialu saya tanya seorang sales bernama Andar. "Mana kartu nama orang-orang yang pernah kamu prospek?"

Andar dengan perlahan menyerahkan setumpuk kartu nama ke saya. "Ini, Pak. Saya cek satu per satu, " katanya.

Lalu mata saya menemukan nama yang sangat familier: Benhur Panjaitan. Masih dengan gaya mempertahankan wibawa, saya bertanya, "Siapa Pak Benhur ini?"

"Oh, dia pengusaha sukses di bidang IT, Pak. Sulit bertemu dengan dia. Dia kontraktor IT utama di Pemda Jakarta dan lembaga pemerintah, Pak. Wah, Iuar biasa Pak, orangnya. Baik sekali, santun, dan dipercaya banyak lembaga," jawab Andar.

Saya tersenyum dalam hati. Ah, pasti ini teman yang saya cari. Tapi mendengar cerita Andar, saya menjadi kecut, apakah Benhur masih kenal saya? Atau, ini Benhur yang lain, bukan teman SMP saya?

Lalu saya tanya ke Andar, "Apa dulu Pak Benhur pernah tinggal di Balikpapan?"

"Wah, saya kurang tahu Pak. Saya coba hubungi lagi ya Pak," kata Andar. Saya lihat dia menelepon di depan saya. Seperti biasa, sulit sekali terhubung. Dan resepsionis, hanya terhenti di sekretaris pribadi Pak Benhur. Muka Andar pucat, dia takut sekali ekspresinya.

Dia pasti berpikir saya akan marah dan akan memecatnya. Lalu di tengah menunggu, saya ambil telepon itu dan berbicara dengan sekretaris Pak Benhur, "Maaf Bu, bisa tolong sampaikan ke Pak Benhur? Saya tahu, pasti dia sedang sibuk, tetapi tolong sampaikan ada orang bernama Wowiek ingin berbicara."

Ya sudah, lebih baik saya yang memulai. Saya adalah orang yang bisa menerima kegagalan, tetapi saya tidak bisa menerima ketika saya tidak mencobanya. Jadi. saya yang mengawali. Mudah-mudahan dia ingat dan mau menerima saya, kalau ini Benhur yang sama.

Sesaat kemudian, terdengar bunyi "klik", suara telepon yang tadinya nada tunggu menjadi hening. Ada orang di sebrang sana, bukan mesin lagi. Kemudian terdengar suara, "Bapak Wowiek??? Hei, apa kabar kamu?! Hahaha...."

Saya menarik napas lega. Ya, ini Benhur yang saya kenal. Lalu tanpa basa-basi, saya langsung bertanya kapan dia ada waktu untuk bertemu. Dia jawab, hari itu juga jam makan siang.

Ketika tiba di kantornya di bilangan Jakarta Selatan, ratusan monitor komputer IT berjajar dengan pegawai yang padat. Rasanya bisa dikatakan bahwa dia ini salah satu raja IT Indonesia. Bahkan, tahun 2003 Ialu, organisasinya mengurus cyber security dan cyber defense di lembaga pemerintahan. Perusahaannya sudah kelas dunia secara teknis.

Begitu bertemu, untuk menuntaskan rasa penasaran saya, saya pun bertanya mengapa dia memberi hadiah itu kepada saya.

Lalu dia jawab, "Wiek, gue lihat lo orangnya lain. Nggak banyak omong, mata lo menunjukkan orang kreatif, dan gue tahu lo bakal sukses besar. Jadi, kalau gue nggak punya apa-apa di kemudian hari, pasti gue butuh lo. Akhirnya saat itu gue memutuskan bahwa gue harus ambil hati lo," katanya.

Lalu dia melanjutkan, "Walaupun mungkin kita dulu orang biasa-biasa saja, gue sudah bisa bayangkan jalan hidup lo ke depan. Dan lo tahu, Wiek... puluhan orang gue invest seperti lo di masa kecil dulu.

"Dan, investasi gue nggak ada yang salah. Semua benar, semua pada sukses. Termasuk semua pekerjaan yang gue dapat sekarang, gue panen dari tebakan gue membaca masa depan para sahabat dulu."

Mendengar kalimat itu, saya hanya terdiam. Seorang yang santun dan pandai ambil hati ini, memang benar apa yang dikatakan dan dilakukannya. Berinvestasilah untuk mendapatkan trust seseorang. Well, you got me, Benhur.

***

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter