Bermula dari Impian

Arsitek butuh imajinasi

Seorang guru dan sahabat saya arsitek senior, Bapak Edi Utoyo mendapat penawaran membuat gedung pencakar langit di pusat Kota Jakarta. Pak Edi pun melakukan wawancara dengan sang pemilik gedung. Dia menanyakan apa yang diimpikan olehnya dan gambaran apa yang terlintas dalam niatnya. Setiap keinginan dan impian dari pemilik gedung dicatatnya dengan rapi. Puas dengan informasi yang didapat, ia pun mengadakan rapat dengan tim.

Proses kreatif arsitek pun segera dilangsungkan. Garis-garis gambar dirunut dengan rinci. Satu bulan kemudian, cetak biru gedung tersebut selesai, kemudian dipresentasikan kepada pemilik gedung dan semuanya langsung merespon dan mengangguk setuju. Bagaimana cara Pak Edi mendeskripsikan gambaran dari sang pemilik gedung membuat saya sangat kagum. Tanpa imajinasi, gambar tersebut tidak akan terwujud. Tanpa gambar cetak biru rancang bangun, bangunan tersebut tak akan pernah jadi.

Begitu juga dengan kehidupan. Seluruh kenyataan ini adalah hasil dari imajinasi karya pikir orang-orang sebelum kita. Mesin mobil buah pikir seseorang Leonardo da Vinci, Monas adalah buah pikir Bung Karno, Disneyland adalah buah pikir Walt Disney yang mengatakan "Imagination create my reality" (impian menciptakan kenyataan dalam hidupku). Berani untuk bermimpi?

Impian di dalam benak kita adalah motivator kesuksesan yang sangat ampuh. Tanpa impian, dunia ini tak berwarna dan tidak hidup. Semua hal yang diciptakan manusia diawali dengan impian. Para pemimpi besar seperti Leonardo Da Vinci adalah orang-orang yang memancing para pelaku untuk mewujudkan impiannya. Da Vinci adalah orang yang memimpikan berbagai benda yang sekarang jelas-jelas terwujud, sebut saja tank amphibi, parachute (terjun payung), dan mesin mobil.

Semua hal itu dia tuangkan dalam sketsa-sketsa goresan yang sangat melegenda, mungkin tanpa coretannya kita tidak akan terinspirasi untuk mewujudkan benda-benda tersebut. Da Vinci sendiri memerlukan waktu hampir 500 tahun untuk mewujudkan impiannya melalui tangan orang lain tentunya. Selain Leonardo Da Vinci, ada Jules Verne dengan buku “round the world in 80 days". Di abad 19-an dia merancang sebuah alat yang dapat mengirim tulisan dari jauh yang terbukti 70 tahun kemudian yang sekarang kita sebut alat faximili. Keberanian kita berimajinasi banyak menentukan sukses sebagai entrepreneur.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter